Review Pemakaian Gearset Sinnob di Honda Tiger Selama Dua Tahun

Berbicara mengenai gearset (sprocket), merk Sinnob merupakan merk yang sudah tidak asing lagi bagi kalangan biker di Indonesia.  Dengan tampilan beda dari yang lain, cukup mudah bagi seseorang untuk mengidentifikasi sprocket ini.  Dengan klaim bahwa sprocket sinnob merupakan satu-satunya di dunia yang menggabungkan teknik pelapisan logam dengan PU (Polyurethane) sehingga menghasilkan beberapa keunggulan diantaranya:

  • Tidak ada panas tercipta, polyurethane merupakan bahan yang tidak dapat menghantarkan panas sehingga aman ketika kendaraan dipacu dalam kecepatan tinggi.
  • Tidak menimbulkan getaran dan bising, material polyurethane mampu meredam getaran dan bising dengan sangat baik karena sifat elastis yang dimilikinya.
  • Lebih kuat, dengan klaim bahwa bisa menghasilkan faktor gesekan yang kecil, otomatis tenaga yang disalurkan ke roda belakang lebih efektif dan tenaga yang diperoleh lebih besar.
Dari keunggulan tersebut maka penulis mencoba membuktikannya dengan mengganti sprocket original Tiger yang sudah mulai aus dengan sprocket sinnob ini. Untuk tipe yang dipakai, sinnob tipe premium. Gear sprocket sinnob ini terbagi menjadi dua tipe, yaitu tipe premium dan comfort. Perbedaan untuk kedua tipe ini hanya terdapat pada rantainya. Untuk tipe premium tidak menggunakan sambungan rantai, dan untuk yang comfort (versi murahnya) menggunakan sambungan rantai. Rantai yang digunakan untuk tipe premium penulis dapat merk KMC. Pembelian sekitar tahun 2017 dengan harga dikala itu sekitar 680 ribu untuk tipe premium. Penulis peroleh dari penjual di forum Honda Tiger. Setelah barang diperoleh, penulis pun langsung mengganti sprocket original tiger yang sudah mulai aus dengan sprocket sinnob ini.


Sprocket Sinnob
Sprocket Sinnob Terpasang di Honda Tiger
Awal pemakaian memang terasa berbeda, tetapi tidak terlalu signifikan.  Karena sprocket tergolong baru.  Hanya saja bunyi khas dari rantai tiger original tidak terdengar disini.  Untuk klaim-klaim keunggulan yang telah disebutkan di atas, memang ada beberapa parameter yang tidak bisa dibuktikan sendiri.  

Tipe premium memang merupakan tipe termahal dari sprocket ini, yang membedakan hanyalah pada rantainya saja yang tidak menggunakan sambungan.  Namun rantai bawaannya sendiri cenderung cepat mulur.  Sebelumnya penulis belum menjelaskan jarak harian yang selalu ditempuh oleh motor.  Setiap hari motor jalan kurang lebih 15 kilometer dan untuk akhir pekan bisa mencapai 300 kilometer (pulang pergi Bandung ke Cikarang).  Tiap minggu rantai selalu dibersihkan dan diberi pelumas untuk rantai.  Gaya berkendara dan jarak yang ditempuh memang sangat berpengaruh terhadap umur dari rantai yang digunakan, terbukti hanya satu tahun rantai bawaan Sinnob bisa bertahan.  Rantai bawaan kemudian dilengserkan dan diganti dengan merk lain.  Rantai diganti dengan merk TK.  Untuk sprocket sendiri setelah berumur satu tahun memang sudah mulai terlihat keausan ditandai dengan mata sprocket yang sudah mulai meruncing, tapi estimasi masih bisa digunakan untuk satu tahun lagi.  Setelah penggunaan lebih dari satu tahun, sprocket mulai mengeluarkan bunyi khas, tetapi hilang ketika sudah diberi pelumas. 

Tepat setelah dua tahun rantai sudah tidak bisa lagi diteruskan penggunaannya, akhirnya rantai harus diganti.  Dengan kondisi setelan rantai sudah mentok dan gigi sprocket yang sudah sangat runcing baik sprocket depan maupun belakang.  Sprocket Sinnob tersebut akhirnya saya ganti dengan merk lain (penasarana merk apa? tunggu artikel selanjutnya).  Kesimpulannya, gaya berkendara , jarak yang ditempuh dan beban yang dipikul sangat berpengaruh terhadap usia pemakaian rantai.  

Belum ada Komentar untuk "Review Pemakaian Gearset Sinnob di Honda Tiger Selama Dua Tahun"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel