Buah dan Sayuran Ternyata Bisa Merusak Tubuh!
Hampir setiap hari kita mengonsumsi buah dan sayuran. Baik itu dikonsumsi dalam kondisi segar, maupun sudah diolah menjadi beragam jenis makanan dan minuman. Buah dan sayuran menjadi menu harian yang tidak bisa ditinggalkan. Pola hidup sehat juga menuntut kita harus banyak mengonsumsi aneka buah dan sayur untuk menopang kebutuhan gizi secara optimal. Hal itu diperkuat hasil penelitian yang dilakukan Alicja Wolk, PhD., salah seorang peneliti dari Karolinska Institute of Swedia, seperti yang dilansir oleh Tempo. Mengutip Wolk, konsumsi buah dan sayur yang tepat menurunkan resiko terserang penyakit berbahaya, seperti penyakit jantung, obesitas, diabetes dan kanker. Untuk itu, buah dan sayur merupakan kebutuhan primer untuk meningkatkan kesehatan tubuh.
Kita tahu bersama bahwa mengonsumsi buah dan sayur secara teratur sangat baik bagi tubuh. Kandungan nutrisi yang berlimpah pada buah dan sayur baik untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam tubuh. Keduanya merupakan sumber nutrisi alami yang baik bagi tubuh untuk mendapatkan vitamin dan mineral penting untuk menjaga dan memelihara kesehatan. Berbagai penelitian juga telah menjelaskan manfaat buah dan sayuran mampu melindungi tubuh dari beragam jenis penyakit, baik penyakit ringan sampai yang berat.
Kendati demikian, bukan berarti kita bebas mengonsumsi buah dan sayur sesukanya. Perlu diketahui bahwa buah-buahan dan sayur-sayuran segar tidak selamanya berpengaruh positif bagi tubuh. Buah dan sayuran yang dikonsumsi pun bisa beresiko mengandung residu pestisida, serangan bakteri, virus maupun jamur yang mengandung racun. Yang mana semua itu akan menyebabkan beragam jenis gangguan kesehatan, baik dalam jangka waktu panjang maupun yang langsung terasa pada saat itu. Untuk itu, sebelum mengonsumsi buah atau sayur, kita perlu mengetahui bagaimana cara mencegah atau meminimalisir potensi bahaya yang terdapat pada buah dan sayur itu.
Diakui atau tidak, sebelum siap dikonsumsi, buah dan sayur sudah terlebih dahulu mengalami proses panjang mulai dari penanaman, penyimpanan, pengolahan, hingga akhirnya dikonsumsi. Pada fase tersebut biasanya potensi tercemarnya buah dan sayur dengan berbagai zat kimia berbahaya bisa terjadi. Misalnya, pada saat penanaman. Para petani biasanya menggunakan tambahan pestisida untuk mengusir hama yang menyerang tanaman buah dan sayur. Otomatis buah dan sayur yang dipanen juga berpotensi mengandung residu pestisida. Padahal, zat tersebut berefek tidak baik bagi tubuh. Belum lagi serangan bakteri dan jamur yang kerap menyerang tanaman buah dan sayuran.
Begitu juga pada saat penyimpanan. Buah dan sayur segar yang disimpan secara tidak benar bisa menurunkan atau mengurangi kandungan nutrisi yang terdapat didalamnya. Setiap jenis buah dan sayur tentu memiliki karakteristik masing-masing, sehingga cara penyimpanannya pun berbeda-beda. Tidak jarang buah dan sayur yang disimpan dengan cara yang salah justru menimbulkan adanya racun pada buah dan sayur tersebut. Untuk itu, kita harus benar-benar teliti dan hati-hati dalam menyimpan aneka buah dan sayuran di rumah.
Selain penanaman dan penyimpanan yang tidak tepat, faktor kesalahan dalam pengolahan juga bisa mengurangi atau menurunkan kandungan nutrisi pada buah dan sayur. Tidak semua jenis buah dan sayur bisa diperlakukan sama dalam mengolahnya. Ada sayuran atau buah-buahan yang justru tidak baik jika diolah terlebih dahulu. Namun, ada pula yang harus diolah dahulu sebelum dikonsumsi.
Terakhir, masalah pengonsumsian. Mengonsumsi buah dan sayur secara tidak tepat juga bisa menurunkan atau mengurangi kandungan nutrisi pada buah atau sayur tersebut. Bahkan, ada pula yang menimbulkan sifat racun atau toksik pada sayur atau buah itu. Masing-masing buah dan sayur memiliki ciri dan karakter yang berbeda. Cara mengonsumsinya juga berbeda, ada yang harus dikonsumsi secara sendirian alias tidak boleh dicampur dengan makanan lain, ada yang harus dikupas terlebih dahulu, ada yang tidak boleh dicampur dengan buah, sayur, atau jenis makanan lain.
Penting kiranya sebelum mengonsumsi buah dan sayur kesukaan Anda harus mengetahui ciri-ciri buah atau sayur tersebut. Apakah buah atau sayur ini bisa dikonsumsi langsung? Apakah buah atau sayur ini bisa dikombinasikan dengan jenis makanan lain? Sebab, jangan sampai tujuan Anda mengonsumsi buah atau sayur untuk meningkatkan nutrisi bagi tubuh, justru malah berujung munculnya gangguan atau penyakit dalam tubuh Anda.
Untuk itu, pada bagian ini penulis akan mengulas buah dan sayur segar yang berpotensi mengalami penurunan nutrisi atau kandungan gizi yang terdapat di dalamnya. Faktor penyebabnya bisa beragam, seperti kesalahan penanaman, kesalahan penyimpanan, kesalahan pengolahan, maupun kesalahan pengonsumsian. Kesemuanya itu penyebab buah dan sayur yang asalnya aman dan baik bagi tubuh, kadang kala menjadi bumerang bagi pengonsumsinya.
Kesalahan Penanaman
Proses penanaman menjadi salah satu penentu kualitas baik tidaknya buah dan sayur yang dihasilkan. Untuk itu, penanaman yang benar akan menghasilkan buah dan sayur yang baik pula. Pada tahap penanaman ini peran petani buah dan sayur sangat menentukan. Umumnya, para petani buah dan sayur menambah atau memberi pupuk, baik pupuk kandang atau kompos dan pupuk buatan untuk meningkatkan kesuburan tanamannya.
Untuk menghindari serangan berbagai hama dan penyakit lain yang sering menghinggapi tanaman, petani biasanya menggunakan berbagai jenis pestisida. Belum lagi menjelang musim panen, petani biasanya semakin sering menyemprot pestisida pada buah dan sayuran mereka agar terlihat lebih segar dan tidak diserang oleh hama maupun pengganggu lain seperti ulat, belalang, dan lainnya.
Lebih parahnya lagi, kadang para petani melakukan pemberian pestisida secara berlebihan karena takut tanaman buah dan sayurnya gagal panen. Pestisida yang digunakan tidak hanya satu jenis, melainkan beragam. Selain itu, penyemprotannya pun kadang tidak teratur, bahkan menyalahi ketentuan yang semestinya. Ditambah lagi, sehari sebelum masa pemanenan, para petani biasanya masih menyemprotkan pestisida ke tanaman yang akan dipanen. Sehabis itu, tanaman tidak disemprot ulang dengan air kembali. Hal itulah yang menyebabkan buah dan sayur rentan terhadap kandungan pestisida. Pada saat pemanenan juga hanya dicuci dengan air selokan di dekat sawah mereka dan langsung mereka jual ke pasar atau swalayan.
Hal tersebut yang bisa menyebabkan munculnya racun atau zat berbahaya lain pada buah dan sayur. Apabila dikonsumsi oleh manusia, bisa menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Selain pestisida, zat yang berpotensi menyerang tanaman buah dan sayur adalah jamur, bakteri, maupun reaksi alergi yang juga tidak baik bagi kesehatan. Oleh karena itu, Anda perlu berhati-hati dan waspada saat memilih buah dan sayur agar tidak berbahaya pada saat menikmati kelezatan dan kenikmatan buah dan sayur.
Pestisida
Pestisida merupakan bahan berbahaya yang lazim digunakan di dunia pertanian. Umumnya, para petani memanfaatkan pestisida untuk merawat dan memelihara tanamannya agar tidak diserang hama atau pengganggu lain. Pestisida adalah suatu zat kimia yang mengandung racun yang bisa membahayakan kesehatan. Bahaya yang ditimbulkannya sampai memicu pertumbuhan sel kanker dan mengganggu sistem hormon pada tubuh. Begitu mengerikan bukan? Apabila dikonsumsi oleh tubuh secara berlebih dan dalam jangka waktu yang cukup lama, efek tersebut akan terasa bagi pengonsumsinya.
Pada dasarnya penggunaan pestisida tidak berakibat fatal jika pemanfaatannya tepat. Racun yang terkandung pada pestisida bisa tetap aman untuk dikonsumsi manusia asalkan penggunaannya secara tepat dan mengikuti prosedur dan ketentuan yang berlaku. Namun, yang sering terjadi adalah orang menggunakan pestisida secara tidak tepat alias sesukanya sendiri. Umumnya, para petani tidak memperhatikan aturan penggunaan yang benar dan tepat. Yang lebih mengherankan, tidak jarang petani menggunakan pestisida secara berlebihan agar hama yang menyerang tanaman cepat mati.
Perilaku seperti itu jelas tidak benar dan bisa mengundang racun pada tanaman. Padahal penggunaan pestisida melebihi ambang batas yang sudah ditentukan akan merusak tanaman. Kandungan nutrisi dalam buah dan sayuran pun ikut menurun. Jika dikonsumsi oleh manusia juga bisa menyebabkan gangguan kesehatan. Memang, efek samping yang ditimbulkannya tidak terasa langsung. Akan tetapi, dampaknya akan dirasakan dalam jangka waktu yang cukup lama. Bahkan, bila sudah parah, dapat menimbulkan penyakit yang sangat berbahaya. Salah satu pestisida yang berbahaya bagi tubuh dan masih digunakan untuk menyemprot tanaman adalah iprodione dan captan. Kedua jenis pestisida itu sangat berbahaya bagi kesehatan. Keduanya juga sering disebut predator manusia yang menakutkan. Sebab, iprodione dan captan memiliki sifat karsinogenik yang bisa menyebabkan penyakit kanker.
Penggunaan pestisida secara tidak tepat juga bisa meningkatkan resiko parkinson Fakta tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh dr. James Bower, seorang Neurolog dari Mayo Clinic di Rochester Minnesota, Amerika Serikat. Beliau menyebutkan bahwa paparan pestisida dan bahan kimia pada buah dan sayuran bisa meningkatkan resiko parkinson. Parkinson adalah penyakit degeneratif saraf yang bisa mengakibatkan otot kaku dan mengalami kesulitan bergerak. Lebih lanjut ia menjelaskan, parkinson memang tidak hanya disebabkan oleh satu hal saja. Tetapi, pestisida hanyalah salah satu dari sekian banyak pemicunya.
Residu pestisida yang terkandung pada buah dan sayur berpotensi mengganggu kesehatan tubuh. Untuk mencegah atau mengurangi resiko terkena residu pestisida pada buah dan sayur, Anda harus memperhatikan beberapa tips menghindari pestisida. Mengacu pada tulisan Nunung Nurjanah & Nur Ihsan dalam bukunya berjudul Ancaman! Di balik segarnya buah dan sayur, ada resep-resep tepat memilih buah dan sayur yang aman sehingga terhindar dari paparan pestisida, diantaranya:
- Ketika Anda akan membeli sayur, buah, atau produk makanan lain, perhatikan aspek keamanan dan keselamatannya. Misalnya, kemungkinan menggunakan pestisida atau tidak pada saat penanaman. Hal ini penting untuk upaya pencegahan terhadap beragam penyakit yang mungkin bisa ditimbulkan saat mengonsumsi buah atau sayur yang Anda beli. Sebab pembeli, Anda berhak menanyakan hal tersebut. Sebab, pembeli diberi hak memperoleh informasi apapun yang dibutuhkan.
- Pilihlah produk seperti buah, sayur, atau lainnya yang telah tersertifikasi. Seperti produk yang berlogo dengan tulisan "organik Indonesia". Hal ini penting untuk menjaga dan melindungi tubuh dari jenis makanan yang rawan mengandung penyakit. Memang, harganya jelas sedikit lebih di atas daripada produk tak bersertifikasi. Tetapi, jaminan keamanan lebih terjamin. Sebab, produk tersertifikasi biasanya menggunakan teknik budi daya yang benar. Teknik ini sering dikenal dengan nama Good Agricultural Practies (GAP). Teknik ini juga bisa menggunakan pestisida. Hanya saja, penggunaan pestisidanya sesuai prosedur yang disarankan. Artinya, pemakaian pestisida secara tepat, baik jumlah, waktu, sasaran, maupun dosisnya.
- Jika memungkinkan, sebaiknya Anda menanam sendiri buah-buahan dan sayuran untuk kebutuhan sehari-hari dalam kebun atau pekarangan rumah. Itu bisa mencegah salah memilih buah atau sayur yang tidak aman konsumsi. Bisa juga Anda membeli buah atau sayuran dari tempat yang Anda tahu persis proses penanamannya tidak menggunakan pestisida.
- Bila Anda merasa kesulitan mencari buah atau sayur yang tidak berpestisida, sebaiknya Anda memilih buah dan sayur yang memiliki kemungkinan kadar pestisida yang rendah. Ciri buah atau sayur yang mengandung pestisida biasanya berkulit tebal, seperti avokad, pisang, durian, dan lainnya.
- Hal lain yang perlu diperhatikan saat memilih buah atau sayuran untuk dikonsumsi ialah upayakan untuk memilih buah atau sayuran yang tidak memiliki bercak-bercak putih. Sebab, bercak putih pada buah atau sayuran kemungkinan besar akibat pemberian pestisida yang mengering. Berhati-hatilah ketika Anda menemukan buah atau sayur dengan ciri tadi.
- Sebelum dikonsumsi, sebaiknya buah atau sayuran dikupas kulitnya dan dicuci terlebih dahulu. Selain itu, sebelum dikupas, buah atau sayur direndam dulu beberapa saat menggunakan sabun khusus sayuran dan buah. Kemudian, bilas dengan air bersih untuk menghilangkan bekas sabunnya.
- Hindari mengonsumsi buah dan sayur impor dengan warna kulit yang terlalu mengkilap. Sebab, buah dan sayur yang berwarna seperti itu dimungkinkan dilapisi parafin. Parafin adalah sejenis lilin yang mampu menjaga kesegaran buah atau sayuran. Namun, kandungan lilin pada buah dan sayur tidak baik untuk kesehatan.
Jamur
Selain potensi terkena residu pestisida, buah dan sayur juga bisa terserang penyakit yang disebabkan oleh jamur. Jamur bisa saja menyerang buah dan sayuran. Biasanya, buah dan sayuran yang mudah terserang jamur adalah buah atau sayur yang mengalami benturan atau terjadi memar pada bagian luar. Sebab, buah dan sayur sangat rentan terhadap cuaca, sehingga terdapat goresan atau luka sedikit saja bisa menimbulkan serangan jamur. Sayur atau buah bisa membusuk dan itu rentan mengandung berbagai penyakit. Untuk itu, dalam menanam buah dan sayur perlu berhati-hati. Hindari hal-hal yang bisa memicu munculnya jamur pada tanaman tersebut.
Secara kasat mata, jamur memang tidak jelas terlihat. Kita bisa merasakan adanya jamur ketika sudah memakan buah atau sayuran tersebut. Cirinya adalah terjadi perubahan pada rasa yang tidak enak. Ciri lainnya adalah perubahan warna pada buah atau sayuran menjadi sedikit gelap atau pucat, kusam, dan bernoda. Jika buah dan sayur berjamur tetap dikonsumsi, lama kelamaan bisa menyebabkan efek negatif bagi tubuh, seperti gangguan pada saraf, jantung, liver, maupun pencernaan. Jadi, buah dan sayur yang berpotensi terserang jamur sebaiknya jangan dikonsumsi.
Penyebab bahaya yang ditimbulkan oleh jamur adalah kandungan mikotoksin. Mikotoksin pada jamur bisa menyebabkan berbagai macam penyakit berat, seperti liver, gangguan pencernaan, dan juga jantung. Salah satu jenis jamur yang biasa menyerang tanaman adalah deadly conocybe. Jamur ini memiliki ciri berbentuk kerucut serta insang cokelat berkarat. Jamur ini juga dikenal sebagai pholiotina filaris. Jamur ini berkembang biak dan hidup di Pasifik Barat Laut Amerika. Deadly conocybe mirip dengan psilocybe. Jamur berkerucut ini mengandung mikotoksin yang bisa menimbulkan efek kematian bagi orang yang memakannya.
Bakteri Patogen
Bakteri patogen salah satu penyakit yang terdapat pada buah-buahan maupun sayuran segar. Bakteri ini biasanya menyerang buah-buahan dan sayuran yang berada di tempat terbuka. Sebab, buah atau sayur sangat rentan terhadap bakeri patogen ini. Bakteri patogen biasanya disebabkan pada saat proses pemanenan yang tidak bersih. Selain itu, penyimpanan buah atau sayur yang tidak bersih dan terbuka berpotensi menempelnya bakteri patogen tersebut. Buah atau sayur yang sering dipegang oleh orang berpeluang terserang bakteri tersebut.
Buah dan sayuran yang terdapat di swalayan cenderung lebih besar berpotensi terjangkit bakteri. Sebab, buah dan sayur sering kali disentuh oleh tangan banyak orang yang mungkin membawa bakteri, sehingga menempel pada kulit buah atau sayur menjadi terkontaminasi atau tercemar. Oleh karena itu, buah dan sayur yang dibeli di swalayan harus diperlakukan lebih selektif agar aman dikonsumsi. Penularan bakteri patogen sering kali ditularkan melalui udara. Jadi, buah dan sayur sebaiknya diberi pengaman atau proteksi menggunakan plastik khusus untuk makanan.
Reaksi Alergi
Buah dan sayur yang Anda konsumsi tidak jarang menimbulkan efek alergi bagi pengonsumsinya. Reaksi alergi ini muncul dikarenakan banyak faktor. Namun, alergi yang sering terjadi disebabkan karena adanya iritasi. Reaksi alergi yang ditimbulkan dapat beragam, mulai dari gatal-gatal di mulut hingga mengalami muntah-muntah. Yang paling sensitif terhadap jenis buah, sayur, atau herbal tertentu adalah orang-orang yang memiliki sindrom iritasi usus besar.
Kesalahan Penyimpanan
Bagi para ibu rumah tangga yang sekaligus juga pekerja kantoran, biasanya belanja kebutuhan buah dan sayur langsung untuk stok satu minggu ke depan. Sebab, mereka tidak setiap pagi punya waktu untuk belanja. Oleh karena itu, belanja dalam jumlah banyak menjadi pilihan agar kebutuhan makanan tiap pagi bagi anak dan suaminya tetap terpenuhi. Namun, tidak jarang buah atau sayur yang dibeli harus terbuang sia-sia karena busuk, layu, dan sebagainya. Untuk itu, buah dan sayur yang telah dibeli perlu disimpan agar tetap bertahan lama dan segar hingga masa pengolahan tiba.
Kebiasaan membeli buah atau sayur dalam jumlah yang melebihi kebutuhan seringkali dilakukan oelh masyarakat. Hal itu bisa disebabkan oleh kondisi buah dan sayur yang segar-segar atau karena harganya murah. Kalaupun tidak habis langsung, bisa disimpan untuk hari berikutnya. Itulah beragam alasan yang sering diutarakan orang, mungkin termasuk Anda. Padahal, buah dan sayuran mudah rusak karena masa waktu segarnya singkat. Alhasil, buah dan sayuran tersebut menjadi kehilangan rasa dan kesegarannya.
Guna mencegah dan mengatasi buah dan sayuran kehilangan rasa dan kesegarannya, biasanya disiasati dengan menyimpannya di tempat yang dingin seperti kulkas atau freezer. Namun, menyimpan buah dan sayuran tidak lantas menjamin buah dan sayur tetap segar dan baik dikonsumsi. Seperti sudah disinggung di awal, bila salah menyimpan buah dan sayur, bisa jadi malah mengurangi kandungan nutrisinya. Kalau sampai fatal, juga bisa membahayakan kesehatan bagi pengonsumsinya
Penyimpanan buah atau sayur harus benar-benar diperhatikan. Tidak semua jenis buah atau sayur bisa disimpan di tempat dan waktu yang sama. Masing-masing mempunyai karakteristik dan sifat berbeda. Oleh sebab itu, dalam menyimpan buah atau sayuran haru memilah-milah, mana yang harus ditaruh di kulkas dan mana yang bisa tahan lama serta awet segar untuk diletakkan di luar.
Beberapa jenis sayur atau buah penyimpanannya harus di tempat lembab atau dingin, seperti kulkas atau freezer. Tetapi, ada pula buah dan sayur yang justru tidak boleh disimpan di tempat lembab atau dingin. Sebab, buah atau sayur tersebut cepat mengalami pembusukan bila disimpan di kulkas. Penempatan buah atau sayur di dalam kulkas juga harus diperhatikan. Anda harus pintar memilah-milah mana yang bisa ditaruh secara bersamaan, mana yang harus dipisahkan. Sebab, buah dan sayuran segar bisa menghasilkan gas etilena yang bisa menyebabkan makanan lain membusuk. Karenanya, penggunaan rak-rak pemisah pada kulkas juga sangat membantu.
Penyimpanan buah dan sayur yang salah bisa menyebabkan kandungan nutrisi pada buah atau sayur tersebut rusak. Tidak jarang pula, buah atau sayur tersebut menjadi mengandung racun atau toksik. Untuk itu, Anda harus teliti dan cermat dalam menyimpan buah dan sayuan di rumah. Untuk mencegah berkurangnya kandungan nutrisi buah dan sayur akibat salah menyimpan, berikut beberapa tips menyimpan buah dan sayur yang aman:
- Sebelum disimpan, sebaiknya buah dan sayur perlu dicuci, lalu dibungkus dengan kertas. Tujuannya untuk melindungi buah dari bakteri yang sewaktu-waktu bisa menempel pada permukaan buah dan sayur. Setelah itu, simpan di kulkas bagian paling bawah atau di tempat khusu. Sebab, buah dan sayur tidak cocok disimpan bersamaan dengan bahan makanan lain.
- Bila tidak memiliki kulkas, Anda bisa menaruh buah atau sayuran di tempat yang dingin dan redup pada salah satu bagian dapur. Catatan, jangan menggunakan plastik sebagai penutup agar buah sayur tidak kehilangan nutrisi dan cepat layu.
- Selain itu, buah-buahan seperti pisang sebaiknya tidak disimpan di kulkas. Sebab, kulit pisang bisa lebam. Kemudian, untuk sayuran seperti bawang dan kentang sebaiknya disimpan di tempat yang ada ruang udaranya. Sebab, sayuran sejenis itu membutuhkan udara agar tidak membusuk jika kurang udara.
- Sayuran seperti wortel sebaiknya sebelum disimpan terlebih dahulu dipotong bagian yang berdaun supaya tidak cepat membusuk. Setelah wortel dipotong, segera dimasukkan ke dalam kulkas. Jangan dibiarkan terlalu lama, karena bisa mengurangi kandungan vitamin yang terdapat di dalamnya. Kemudian, secepatnya dimasak.
- Untuk sayuran seperti seledri atau brokoli, sebaiknya saat menyimpan jangan dibuang batangnya. Sebab, bagian batangnya justru menyehatkan dan baik bagi tubuh.
- Untuk jenis sayuran hijau, sebaiknya disimpan ke dalam wadah tanpa tutup agar warna hijaunya bisa tetap terjaga. Atau, bisa juga ditambahkan perasan jeruk nipis ke dalamnya.
- Buah yang belum matang tidak dianjurkan disimpan di dalam kulkas. Seperti tomat, mangga, pisang, maupun alpukat. Tomat yang belum matang bila dimasukkan ke dalam kulkas justru cepat membusuk. Penyimpanannya cukup ditaruh di atas kulkas. Yang penting tomat tidak terpapar langsung oleh sinar matahari. Begitu juga dengan pisang dan alpukat. Keduanya tidak dianjurkan disimpan di dalam kulkas. Sebab, penyimpanan dalam kulkas justru akan memperlambat proses kematangannya.
- Tutup atau bungkus buah dan sayuran sebelum disimpan di dalam kulkas. Membiarkan buah dan sayuran diletakkan dalam kondisi terbuka di dalam kulkas bisa memicu berkembangnya mikroba atau jamur. Untuk itu, sebelum disimpan buah dan sayur terlebih dahulu ditutup dengan plastik atau kertas untuk makanan.
Terkadang, penyimpanan buah dan sayur dalam kulkas diyakini sebagian dari kita adalah pilihan tepat. Sebab, buah dan sayuran tidak cepat layu dan tahan lama. Padahal, tidak selalu demikian. Justru hal itu bisa menyebabkan buah dan sayuran kehilangan nutrisinya. Terutama unsur klorofil yang terkandung dalam sayur dan buah. Kita tahu bersama, klorofil merupakan unsur penting bagi tubuh.
Untuk itu, perhatikan dalam menyimpan buah dan sayur yang akan Anda konsumsi. Simpanlah buah dan sayuran sesuai dengan sifat dan karakteristik buah dan sayuran tersebut, sehingga kandungan fitonutrien yang terdapat di dalamnya tidak berkurang atau bahkan hilang. Sebab, jika kandungan gizi yang baik pada buah dan sayur hilang, suplai nutrisi ke dalam tubuh juga akan berkurang.
Kesalahan Pengolahan
Tidak dipungkiri lagi, buah-buahan dan sayuran terbukti berkhasiat luar biasa bagi kesehatan. Mengonsumsi buah dan sayur secara rutin bisa membantu menambah asupan gizi yang dibutuhkan tubuh. Selain itu, buah dan sayur sangat baik dikonsumsi oleh segala umur, mulai anak kecil hingga lansia. Sifatnya yang alami, membuat buah dan sayuran minim efek samping. Vitamin dan mineral di dalam buah dan sayur juga terbilang cukup tinggi. Kandungan tersebut akan lebih maksimal terserap oleh tubuh bila diolah secara benar. Namun, sayangnya banyak orang yang belum tahu cara mengolah buah dan sayur yang benar agar kandungan dan nutrisinya tetap terjaga.
Mengolah Buah yang Benar
Buah merupakan bahan makanan yang lebih baik jika dikonsumsi dalam keadaan segar. Kalaupun buah ingin dikonsumsi dengan diolah, tidak boleh terlalu lama. Memang, sebaiknya buah-buahan tidak dikonsumsi melalui pengolahan. Sebab, pengolahan bisa mengurangi atau menurunkan kandungan nutrisi di dalamnya. Sebaiknya, buah dikonsumsi selagi masih segar, karena kandungan vitamin dan mineralnya masih tinggi. Selain itu, buah yang masih dalam kondisi belum banyak terkontaminasi atau tercemar berbagai bakteri atau mikroba di udara bebas.
Anda cukup dengan mencuci buah-buahan yang akan dikonsumsi dengan air bersih yang mengalir supaya kotoran larut dan langsung terbuang. Cara ini bisa mengurangi 20% hingga 70% residu pestisida yang menempel. Memang, hal itu juga tergantung pada jenis pestisidanya. Mencuci buah tidak dianjurkan dengan cara direndam. Sebab, kotoran yang sudah larut dalam air bisa menempel kembali ke buah. Setelah itu, Anda tinggal menikmati segar dan lezatnya buah favorit Anda.
Mayoritas buah-buahan tidak baik dikonsumsi dengan diolah terlebih dahulu. Meskipun, ada beberapa macam buah yang sering digunakan sebagai bahan pelengkap dalam olahan makanan. Namun begitu, sebenarnya hal itu menurunkan kandungan nutrisi yang terdapat di dalamnya. Ya, jika memang harus melalui pengolahan jangan terlalu lama. Cukup beberapa menit untuk melayukan buah tersebut.
Mengolah Sayur yang Benar
Berbeda dengan buah-buahan, sebagian besar sayuran sebelum dikonsumsi harus dimasak terlebih dahulu. Meskipun, ada beberapa jenis sayuran yang bisa langsung dikonsumsi dalam keadaan segar atau mentah sebagai lalapan. Misalnya, kemangi, selada, tauge, kol, tomat, brokoli, dan mentimun. Sedangkan, jenis sayuran yang lebih bagus dikonsumsi setelah melalui proses pengolahan adalah bayam, wortel, jamur, kentang dan sebagainya.
Sayur-sayuran memiliki sifat dan karakteristik masing-masing, sehingga cara mengolahnya pun tentu saja berbeda-beda. Ada sayuran yang membutuhkan waktu lama untuk memasaknya. Tetapi, tidak sedikit sayuran yang justru dianjurkan untuk diolah sebentar saja. Sebab, beberapa jenis sayuran akan kehilangan kandungan nutrisi bila diolah terlalu lama. Untuk itu, hindari memasak sayur terlalu matang karena kandungan vitaminnya cepat rusak dalam proses pemanasan. Selain itu, juga agar warna dan rasa sayurannya tetap bagus.
Memasak sayuran sebaiknya dimasak dengan cara dikukus atau direbus dibanding digoreng atau ditumis. Hal itu bertujuan untuk menghindari kandungan minyak pada makanan. Sebab, kita tahu bersama kalau minyak tidak baik untuk tubuh. Mengolah sayuran dengan cara digoreng justru bisa menggantikan fitonutrien dengan kalori yang kurang baik bagi tubuh.
Sayuran seperti bayam, kol, sawi, dan jenis sayuran hijau lain cenderung tidak dianjurkan dimasak terlalu lama. Misalnya, memasak bayam. Bayam sebaiknya dimasak sebentar saja, sekitar lima menit. Selain itu, bayam dimasukkan ketika air sudah mendidih dan tidak perlu menunggu lama langsung diangkat. Jangan pula memasak bayam menggunakan panci berbahan alumunium. Sebab, reaksi alumunium dengan zat besi pada bayam akan menimbulkan zat racun atau toksin. Begitu juga dengan kol, tidak dianjurkan dimasak terlalu lama.
Kebanyakan orang belum mengetahui bagaimana cara memasak sayur yang benar dan aman bagi kesehatan. Memasak sayur tidak boleh sembarangan. Ada teknik khusus dalam memasak sayuran, sehingga sayur yang dimasak rasanya enak dan aman bagi tubuh. Sebab, jika salah mengolah, kandungan gizi dan mineral pada sayuran bisa rusak atau hilang. Memang, sebenarnya mengonsumsi sayuran dalam kondisi segar tanpa dimasak adalah anjuran paling tepat. Cukup sebelum dimakan, sayuran dicuci terlebih dahulu. Hanya saja mencuci sayuran hingga bersih pun belum cukup membunuh bakteri dan kuman dalam sayur.
Namun, tidak semua orang cocok makan sayuran mentah. Sebab, respon kekebalan tubuh masing-masing orang berbeda. Oleh sebab itu, pilihan memasak sayur menjadi alternatif selanjutnya. Kemudian, bagaimana memasak sayur yang benar agar kandungan nutrisnya tetap terjaga? Berikut beberapa cara memasak sayuran yang menyehatkan:
- Sayuran yang akan dimasak atau diolah terlebih dulu dicuci dengan air bersih mengalir. Setelah itu, sayuran dipotong-potong sesuai selera.
- Usahakan memasak sayuran untuk sekali makan. Hal itu bertujuan untuk menghindari adanya pemanasan ulang. Memasak sayur sebaiknya dengan suhu minimum 77 derajat Celsius.
- Jika sayuran akan direbus, sebaiknya sayuran dimasukkan setelah air mulai mendidih dan masaklah sesingkat mungkin, Ada tips khusus untuk memasak dengan merebus. Pertama, biarkan air mendidih selama sekitar dua menit sampai oksigen berkurang. Sebab, oksigen dalam air bisa menyebabkan vitamin C dalam sayur menguap. Kedua, jangan pernah merebus langsung sayur yang ditaruh dalam air dingin. Sebab, hal itu akan mengurangi kadar vitamin C sekitar 10 sampai 12 kali lipat.
- Selama merebus sayur, sebaiknya panci dibuka tutupnya secara bergantian. Perebusan dilakukan sebentar saja agar sayur tidak terlalu lunak dan warnanya tidak pudar.
- Jika sayuran akan dikukus, sebaiknya gunakan waktu yang tidak terlalu lama agar tidak merusak kandungan nutrisinya. Mengukus sayuran merupakan cara terbaik untuk memasak segala jenis sayuran. Cara seperti ini baik untuk mempertahankan nutrisi dan mematangkan sayur dalam waktu singkat.
- Jika sayur ingin ditumis, gunakan waktu secukupnya. Ini merupakan salah satu cara memasak sayur menggunakan sedikit minyak sayur. Untuk itu, menumis sayur juga perlu hati-hati agar tidak banyak merusak nutrisi dalam sayur.
- Sayuran juga bisa dimasak tanpa air. Metode ini baik untuk sayur-sayuran berdaun hijau. Memasak sayur dengan cara ini membutuhkan waktu sekitar 3-5 menit.
- Sayur juga bisa diolah dengan dipresto. Memang, cara ini belum banyak dilakukan. Memasak sayur dengan tekanan tinggi akan menyingkat waktu memasak sehingga bisa menjaga nutrisi yang terdapat di dalamnya. Memasak sayur dengan cara ini kalau bisa jangan dilakukan jika tidak tahu caranya.
Kesalahan Mengonsumsi
Sebagaimana telah dipaparkan di bagian sebelumnya, khasiat buah dan sayur bagi kesehatan memang tidak diragukan lagi. Beragam penyakit mampu ditumpasnya, mulai penyakit berat hingga ringan. Tidak mengherankan, bila buah dan sayur menjadi salah satu obat alami dalam menumpas berbagai penyakit. Ditambah lagi, buah dan sayur bisa dikonsumsi oleh siapapun, tanpa memandang usia dan jenis kelamin. Mengonsumsi buah dan sayur merupakan salah satu wujud nyata menerapkan pola hidup sehat.
Mengonsumsi buah dan sayur terbukti baik bagi kesehatan. Kandungan nutrisi yang melimpah pada buah dan sayur bisa memenuhi kebutuhan gizi pada tubuh. Namun, Anda perlu tahu, dengan mengonsumsi buah dan sayur bisa dipastikan memperoleh banyak manfaat bagi tubuh. Namun, perlu diketahui, tak selamanya mengonsumsi buah atau sayur bisa memberi efek positif bagi tubuh. Mengonsumsi buah dan sayur juga bisa berefek negatif bagi tubuh jika dikonsumsi secara tidak tepat. Seperti penurunan kandungan nutrisi atau kehilangan kandungan gizi yang terdapat di dalamnya. Bahkan, buah dan sayur bisa berubah menjadi toksik atau zat racun yang membahayakan kesehatan jika masuk ke dalam tubuh.
Anda harus waspada sebelum mengonsumsi buah dan sayur kesukaan, terutama buah dan sayur impor. Sebab, buah dan sayur impor sebagian besar berpotensi mengandung zat beracun, seperti disuntikan zat pewarna, berformalin, hingga mengandung lili. Buah dan sayur yang mengandung senyawa tersebut jelas tidak layak dikonsumsi manusia. Sebab, hal itu bisa membahayakan kesehatan, bahkan bisa berujung pada kematian.
Untuk itu, sebelum membeli buah dan sayur di swalayan, Anda harus teliti dan hati-hati. Jangan sampai Anda membeli buah dan sayur yang justru bisa membahayakan Anda. Khususnya saat membeli buah dan sayur di swalayan. Berikut beberapa ciri buah yang mengandung zat formalin, zat pewarna, maupun lilin.
![]() |
Mengonsumsi Buah |
Anda harus waspada sebelum mengonsumsi buah dan sayur kesukaan, terutama buah dan sayur impor. Sebab, buah dan sayur impor sebagian besar berpotensi mengandung zat beracun, seperti disuntikan zat pewarna, berformalin, hingga mengandung lili. Buah dan sayur yang mengandung senyawa tersebut jelas tidak layak dikonsumsi manusia. Sebab, hal itu bisa membahayakan kesehatan, bahkan bisa berujung pada kematian.
Untuk itu, sebelum membeli buah dan sayur di swalayan, Anda harus teliti dan hati-hati. Jangan sampai Anda membeli buah dan sayur yang justru bisa membahayakan Anda. Khususnya saat membeli buah dan sayur di swalayan. Berikut beberapa ciri buah yang mengandung zat formalin, zat pewarna, maupun lilin.
- Buah dan sayur yang mengandung lilin. Buah atau sayur yang mengandung lilin biasanya terlihat lebih mengkilat. Daging buahnya juga biasanya sudah tidak segar lagi. Untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan lili, Anda bisa mengupas tipis bagian kulit buah dengan pisau. Jika terdapat serbuk-serbuk putih yang berjatuhan dan jika dibakar akan meleleh, berarti buah tersebut mengandung lilin.
- Buah yang mengandung formalin. Formalin adalah zat pengawet untuk mayat. Tujuan pemberian formalin biasanya untuk mengawetkan buah agar tahan lebih lama. Biasanya, buah yang mengandung formalin kondisinya tetap segar meski sudah dipanen berbulan-bulan sebelumnya. Buah yang sering diberi formalin adalah apel, anggur, dan jeruk. Untuk mengenali buah berformalin atau tidak lebih mudah ketika buah tersebut dijual masih dengan tangkainya. Cirinya yaitu jika tangkai buah sudah layu, namun buahnya masih terlihat segar, berarti kemungkinan besar buah tersebut mengandung formalin.
- Buah yang mengandung zat pewarna. Buah yang mengandung zat pewarna biasanya meninggalkan bekas lubang kecil yang cukup dalam. Umumnya, bekas suntikan terdapat di bagian ujung yang ada tangkai buahnya. Buah yang disuntikan zat pewarna tekstil biasanya warna buah terlihat lebih terang serta meninggalkan bekas di mulut saat dimakan. Buah yang sering diberi zat pewarna adalah belimbing, jeruk, pisang, semangka, dan mangga.
Jenis buah-buahan dan sayuran tertentu memiliki kandungan zat beracun yang bisa sewaktu-waktu menyerang tubuh. Oleh sebab itu, Anda harus selektif dan waspada dalam mengonsumsi buah dan sayur untuk makanan sehari-hari. Jika pengonsumsiannya tidak benar, justru akan berakibat buruk bagi kesehatan. Umumnya, kesalahan pengonsumsian terdapat pada dosis dan pengombinasian buah satu dengan lainnya.
Misalnya, buah durian. Buah durian tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan. Sebab, kalori dalam durian terbilang cukup tinggi. Khususnya bagi orang yang mengalami obesitas, menderita sakit jantung, dan tekanan darah tinggi, tidak dianjurkan terlalu sering makan buah durian. Sedangkan tomat tidak dianjurkan dimakan sebelum makan nasi. Sebab, dikhawatirkan lambung Anda akan terganggu dan juga mengalami sakit perut.
Alpukat juga tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan keju dan mayones, karena bisa menyebabkan keracunan. Selain itu, jangan mengonsumsi buah alpukat terlalu banyak, karena alpukat termasuk buah berkalori tinggi sehingga harus berhati-hati saat mengonsumsinya. Gejala keracunan alpukat biasanya mengalami muntah-muntah, diare, gangguan pernapasan, gangguan pencernaan, dan paling parah bisa menyebabkan kematian.
Jika Anda penggemar sayur bayam, Anda juga harus berhati-hati. Bayam jika tidak dikonsumsi secara tepat juga bisa menyebabkan keracunan. Jangan mengonsumsi bayam yang sudah lama layu. Selain itu, mengonsumsi bayam yang dimasak terlalu lama juga tidak disarankan. Sebab, bayam yang dibiarkan terlalu lama bisa mengandung senyawa ferri sebagaimana telah dijelaskan pada bagian awal. Selain itu, bayam juga mengandung nitrat yang mudah teroksidasi dengan udara akan menjadi nitrit yang bersifat tidak berbau, tidak berwarna, dan mengandung racun.
Buah dan sayuran di atas hanyalah sebagian contoh kesalahan dalam pengonsumsian yang bisa menyebabkan menurunnya kandungan nutrisi maupun menimbulkan sifat racun pada buah dan sayur tersebut, sehingga tidak baik bila dikonsumsi oleh tubuh. Masih banyak jenis buah dan sayuran yang harus Anda perhatikan ketika akan mengonsumsinya. Kenali sifat dan karakteristik masing-masing buah dan sayur. Jangan sampai memakan buah dan sayur untuk meningkatkan kesehatan tubuh, justru membuat tubuh menjadi terganggu dan sakit. Untuk itu, ada beberapa tips sehat sebelum Anda mengonsumsi buah dan sayur kesukaan:
- Usahakan menghindari membeli atau memilih buah dan sayur yang ada bercak putihnya. Sebab, itu dimungkinkan bekas pestisida yang diberikan pada saat ditanam. Yang aman, pilihlah sayur dan buah yang terhindar dari pestisida.
- Sebelum dikonsumsi, pastikan buah dan sayur disimpan pada tempat yang sejuk atau suhu rendah.
- Untuk sayuran, jangan lupa untuk membuang bagian akarnya. Sebab, disanalah sumber racun dari sayur berasal.
- Untuk sebagian buah, kupas terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Begitu juga dengan sayuran. Untuk beberapa sayuran harus dikupas dulu sebelum dikonsumsi, seperti kentang dan wortel.
- Cermati sebelum mengonsumsi buah dan sayuran. Sebab, tidak semua buah dan sayuran bisa dikonsumsi dengan cara yang sama. Masing-masing punya sifat dan karakter sendiri.
Belum ada Komentar untuk "Buah dan Sayuran Ternyata Bisa Merusak Tubuh!"
Posting Komentar